oleh

Jangan isolasi mandiri tanpa berkonsultasi dengan dokter

Bila muncul keluhan, hubungi dokter yang sudah mengetahui kondisi agar tenaga kesehatan bisa tetap mengawasi meski tidak berada di tempat isolasi. Jangan lupa untuk menyaring informasi sehingga tidak kebingungan saat menjalani isolasi mandiri.

“Saya biasa menganjurkan pasien pegang satu nomor dokter yang kamu percaya. Jadi, kalau misalnya ada apa-apa, kamu kontak sama dokter itu supaya jangan sampai kamu dapat informasi yang simpang siur.”

Pasien COVID-19 yang tidak punya komorbid harus menyediakan alat-alat mendasar seperti termometer untuk mengukur suhu minimal dua kali sehari, pada pagi dan sore atau pagi dan malam. Pengukuran suhu juga bisa dilakukan tiga kali pada pagi, siang dan malam.

Catat suhu tubuh secara rutin untuk melihat kurva grafik suhu tubuh. Selanjutnya adalah oksimeter, alat pengukur kadar saturasi oksigen. Alat ini bisa memantau apakah pasien memiliki kadar saturasi oksigen rendah tapi tidak merasa sesak.

“Kalau dia punya oksimeter, dia bisa lihat nih. Kalau misalnya saturasi oksigennya saya sudah di bawah 95, ini usdah warning nih. Pasti sudah ada something wrong. Karena kan kalau normal harusnya di atas 95,” katanya. Bila saturasi oksigen di bawah 95, segera kontak dokter atau langsung bertolak ke rumah sakit.

Bila tidak punya oksimeter, gejala penurunan oksigen bisa dirasakan dari kesulitan bernapas, seperti dada yang sakit dan terasa tertekan, bibir yang mulai kebiruan dan ujung jari terlihat agak ungu. Saat itu terjadi, segera cari pertolongan medis.

Alat kesehatan lain yang harus disiapkan tergantung dari komorbid pasien. Bila punya riwayat hipertensi, siapkan alat untuk mengukur tekanan darah. Mereka yang punya riwayat diabetes sebaiknya menyiapkan glucometer untuk mengevaluasi gula darah.

“Kalau misalnya gulanya tiba- tiba naik melonjak ga bisa turun-turun, hati-hati. Harus segera konsultasi dokter atau ke rumah sakit.”

Aktivitas di rumah
Pasien positif COVID-19 harus membatasi agar tidak kontak dengan orang lain di rumahnya. Bila tidak bisa beraktivitas secara mandiri dan butuh bantuan orang lain, pastikan mereka memakai sarung tangan untuk mengurangi kontak agar tidak tertular.

Orang terdekat bisa membantu banyak hal, termasuk mencuci baju. Tapi ada hal yang harus diingat. Baju pasien bisa dicuci seperti biasa, tapi orang yang mencuci harus memakai sarung tangan. Segera buang sarung tangan dan cuci tangan setelah proses selesai.

“Dan yang paling penting kalau cuci baju tolong jangan dikibas-kibas. Kita kan biasanya kalau mau cuci baju baju tuh dikibas-kibas terus dimasukin ke ember. Jangan, itu virusnya terbang kemana- mana semua.”

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed