Jakarta, jurnalsumatra.com – Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terus dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menambah volume air dalam rangka mengatasi defisit air Waduk Kaskade Citarum.
“Operasi TMC ini dilaksanakan untuk meningkatkan curah hujan sekitar 20 persen untuk mengisi cadangan air Waduk Kaskade Citarum,” kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Sabtu.
Waduk Kaskade Sungai Citarum memiliki tiga waduk, yakni Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, yang merupakan tulang punggung dari ketersediaan pasokan listrik di wilayah Jawa Bali.
Sungai Citarum sendiri adalah sungai terpanjang di Jawa Barat, yakni mencapai 225 kilometer mulai dari Gunung Wayang (Kabupaten Bandung) hingga Muara Gembong (Kabupaten Karawang dan Bekasi).
Selain untuk produksi listrik, kata Hammam Riza, air yang bersumber dari Waduk Kaskade Citarum juga digunakan untuk mendukung sektor pertanian di Jawa Barat, termasuk memenuhi kebutuhan air baku bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya, termasuk industri.
Agar waduk tetap dapat menopang keberlangsungan pasokan listrik dan pemenuhan kebutuhan air, kata dia, maka penting untuk menjaga ketersediaan air di waduk itu. Melalui operasi TMC, hujan buatan diturunkan sehingga bisa mengisi volume air di waduk itu.
Untuk operasi TMC itu, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT sudah menyiagakan sebanyak 10 ton garam, yang ditempatkan di gudang bahan semai di Lanud Husein Sastranegara, Bandung.
Hammam membuka pelaksanaan TMC yang dimulai pada Jumat (12/3) tersebut di Lanud Husein Sastranegara.
Operasi TMC itu menggunakan dua jenis pesawat, yakni CASA 212-200 registrasi PK-PCT milik PT Pelita Air Service, serta pesawat BPPT jenis Piper Cheyenne III PK-TMC yang diberangkatkan dari Posko pesawat di Bandara Budiarto Curug.
Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target pihaknya menempatkan personel di dua lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet), yaitu di daerah Ciwidey dan Purwakarta.
Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di Posmet kepada tim pelaksana di posko, untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya.
BPPT juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Stasiun Klimatologi Bogor untuk analisa data cuaca dan radar.
Hingga saat ini ketersediaan energi listrik di Jawa–Madura–Bali masih diproduksi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton.
Komentar