oleh

BI merespons keputusan S&P tahan peringkat BBB/outlook negatif

Pada sisi fiskal, dalam jangka pendek, S&P memperkirakan pemerintah akan mempertahankan kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mendorong pemulihan ekonomi, sehingga defisit fiskal akan lebih tinggi dibandingkan rata-rata historisnya.

S&P memandang dukungan fiskal masih dibutuhkan untuk mitigasi dampak pandemi dan mendukung pemulihan ekonomi. Selanjutnya, S&P memperkirakan bahwa pemerintah akan secara bertahap mengembalikan kebijakan fiskal ke arah yang lebih prudent.

S&P mencatat peran BI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meredakan guncangan ekonomi dan keuangan. Langkah Bank Indonesia untuk membeli surat berharga pemerintah di pasar primer sebagai “last resort”, dapat membantu pemerintah mengelola kebutuhan pendanaan dan menurunkan beban bunga ketika pasar keuangan sedang mengalami tekanan.

S&P memandang langkah ini tidak terindikasi memberikan dampak signifikan terhadap inflasi dan imbal hasil obligasi.

S&P sebelumnya mempertahankan sovereign credit rating Indonesia pada BBB dan merevisi outlook dari stabil menjadi negatif pada 17 April 2020 lalu.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed