“Berkat berbagai tanaman yang ada di sini, sudah beberapa tahun ini saya tidak lagi konsumsi obat kimia,” kata pemerhati budaya Melayu Bangka tersebut menambahkan.
Selain mengenalkan ragam jenis tanaman, di lokasi itu juga dirintis usaha budi daya ikan air tawar, seperti patin, nila, belida dan lainnya dengan cara budi daya organik.
“Kami ingin mengelola kawasan ini dengan cara organik, seluruhnya memanfaatkan apa yang ada di alam,” katanya.
Sekolah Alam yang berlokasi di Jalan Siswa Mentok tersebut juga menyediakan berbagai fasilitas delapan jenis sarana outbond, wahana permainan tradisional dan arena bermain sekaligus belajar.
Didukung
Untuk membangun kawasan bekas tambang yang cukup gersang menjadi kawasan hijau produktif, Chairul Amri Rani didukung penuh Yayasan Manumbina Amanillah yang sejumlah pengurusnya merupakan para pensiunan PT Timah Tbk.
Salah satu pengurus Yayasan Manumbina Amanillah, Suryadi Abdul Jabar yang baru saja purnabakti dari perusahaan milik negara tersebut, menjelaskan sekolah alam itu dirintis sejak Januari 2021 dengan dukungan penuh dari Unit Metalurgi Mentok, pabrik pengolahan bijih timah milik PT Timah Tbk yang berlokasi di Mentok.
“Sejak awal PT Timah sudah berkomitmen untuk membantu berbagai kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam menyiapkan generasi muda hebat, maju dan berbudi pekerti luhur,” kata mantan Sekretaris Unit Metalurgi Mentok tersebut.
Agar lokasi itu semakin menarik, pengelola sudah menyiapkan beberapa fasilitas baru, berupa bumi perkemahan, jalur sepeda gunung, lintas alam dan lainnya.
Untuk menambah pengetahuan para pengunjung, pihaknya sudah menyiapkan desain untuk laboratorium lapangan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk belajar membuat listrik tenaga surya, tenaga air, dan tenaga bayu dalam skala kecil.
Selain sebagai tempat menempa diri agar lebih berkarakter, di lokasi ini juga diyakini akan menjadi tempat laboratorium lapangan terlengkap se-Babel.
“Kami juga melibatkan psikolog untuk memantau perkembangan para instruktur yang terlibat agar bisa maksimal dalam memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepada para peserta,” katanya.
Sekolah Alam dan Taman Wisata Edukasi Mentok dibangun di tengah pandemi COVID-19, di mana sebagian besar sekolah di daerah itu menghentikan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Menurut Chairul Amri Rani, para siswa saat ini tergantung pada gawai karena sebagian besar belajar mengajar digelar dengan pola dalam jaringan.
Komentar