oleh

Warga Bengkuang pertanyakan Dana Bumdes, Ketua UPPB Tidak Ingin Kembalikan

Banyuasin, JurnalSumatra.com– Kisruh terkait dugaan hilangnya uang modal usaha, Unit Pengolahan dan Pemasaran Bongkar (UPPB) beli karet dari Bumdes Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh yang dipertanyakan warga. Akhirnya terungkap dan diakui Ketua UPPB Beli Karet Desa Bengkuang, Selasa (29/8/23).

Sebelumnya berdasarkan informasi yang diterima JurnalSumatra.com, melalui warga setempat yang mengakui keberadaan Bidang Usaha Beli Karet Bumdes Desanya yang telah diberikan modal usaha, melalui dana desa tahun 2021 sebesar 55 juta tersebut, diketahui tidak pernah ada hingga saat ini tidak pernah beroperasi.

H satu warga setempat kepada Jurnal Sumatra.com sebelumnya mengaku, masyarakat sangat kecewa terkait salah satu bidang usaha BUMDes Desanya, dimana pada tahun 2021 lalu dia sempat mengetahui bahwa akan ada bidang usaha jual beli karet yang telah diberi modal sebesar 55 juta untuk membeli hasil karet warga.

Namun nyatanya hingga tahun 2023 ini usaha jual beli karet tersebut tidak pernah ada, dan sebagai warga dia sangat kecewa karena kita berharap melalui bidang usaha itu, kemungkin bisa mendongkrak harga jual karet bagi petani yang ada di desanya dan tidak selalu dimainkan oleh para tengkulak, keluhnya.

Sementara itu Ketua UPPB Beli Karet Bumdes Bengkuang, Huzairin saat dikonfirmasi kebenaran tersebut menjelaskan, Pada waktu itu memang benar pada saat kondisi jalan desa masih bagus, bidang usaha yang dirinya jalanya dikucurkan dana modal usaha sebasar 55 juta dari Dana Desa.

Dimana dari dana sebasar 55 juta itu yang sampai kepada unitnya sebasar 45 juta, dan katanya Rp10 jutanya dibelanjakan untuk sarana dan prasarana yang ada di sekretariat bumdes. Pada saat itu usaha beli getah karet itu lancar dan ketika jalan sering tidak bisa dilalui usaha tersebut mulai tidak lancar, karena usaha getah ini barangnya juga menyusut dan harga getah juga di pabrik turun naik, jelasnya.

“Sebenarnya masih berjalan usaha itu walau tidak lancar dan uang modal itu masih ada di rekening, namun tidak kami pegang karena disini juga banyak bank mekar jadi kami alihkan menjadi jasa peminjaman uang kepada warga yang membutuhkan,”ungkapnya.

Sementara saat ditanya kenapa tidak dikembalikan dari pada tidak berjalan bidang usahanya, Huzairin mengaku sebenarnya bukan tidak mau mengembalikan, namun dari dulu bumdes ini seperti inilah dan mungkin ditangannya lah uangnya masih ada. Jadi bukan tidak berniat mengembalikan tapi dia ingin melihat siapa dulu yang jadi kades nanti.

“Untuk laporan pertanggungjawabannya, bukan tidak mau mengembalikan tapi aku mau lihat dulu siap yang jadi kades nanti, nanti akan aku kembalikan dan aku mundur sebagai ketua UPPB karena takutnya dipindahkan ke orang lain uangnya hilang dan ujung-ujungnya kembali kepadanya juga,” tutupnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed