oleh

Oknum Kehutanan Diduga Biang Kerusakan Hutan Muratara, Sungai Rupit-Rawas Jadi Tercemar

MURATARA, JURNAL SUMATRA -Kerusakan hutan yang kian masif di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) memicu keprihatinan banyak pihak. Terindikasi kuat, penyebab awal rusaknya kawasan hutan tersebut diduga melibatkan oknum dari institusi kehutanan yang bekerja sama dengan para cukong atau pemilik modal dari luar daerah.

Dari hasil penelusuran dan laporan masyarakat,  kerusakan hutan terpantau signifikan terjadi di kawasan hutan produksi dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Rawas Ulu, dan Kecamatan Ulu Rawas. Aktivitas pembalakan liar dan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) disinyalir telah berlangsung cukup lama dan sistematis.

“Kami menduga ada keterlibatan oknum kehutanan dalam praktik perusakan hutan ini. Mereka bekerja sama dengan para cukong untuk mengeruk hasil hutan tanpa izin, sehingga kawasan yang seharusnya dilindungi malah rusak parah,” ujar salah satu aktivis lingkungan yang enggan disebutkan namanya, Rabu (16/7/2025).

Dampak nyata dari kerusakan hutan ini mulai terasa, salah satunya ialah semakin keruhnya aliran Sungai Rupit dan Sungai Rawas. Sungai yang sebelumnya menjadi sumber air bersih dan irigasi bagi warga kini mulai tercemar akibat erosi dan sedimentasi dari kawasan hutan gundul.

“Kondisi sungai sekarang sudah tidak seperti dulu. Airnya keruh, bau, dan tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Ini sangat merugikan masyarakat yang menggantungkan hidup dari aliran sungai tersebut,” keluh aktivis yang juga warga Kecamatan Rawas Ulu.

Masyarakat dan pegiat lingkungan mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas aktor-aktor di balik perusakan hutan tersebut, terutama yang berasal dari instansi resmi yang justru seharusnya menjaga kelestarian alam.

“Jangan sampai institusi yang seharusnya menjaga hutan malah menjadi dalang utama kerusakannya,” tambah aktivis tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Kehutanan Provinsi maupun instansi terkait di Kabupaten Muratara belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tersebut. Namun tekanan publik terus meningkat agar dilakukan investigasi menyeluruh dan transparan.

Kerusakan hutan bukan hanya mengancam ekosistem, tapi juga kehidupan masyarakat Muratara ke depan. Penindakan tegas dan reformasi sistem pengawasan dinilai menjadi langkah penting untuk mencegah kehancuran lingkungan yang lebih besar.(AkaZzz)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed