MURATARA, JURNAL SUMATRA – Meski sudah mendapat protes keras dari masyarakat dan beberapa kali dilakukan razia oleh Satuan Tugas (Satgas), aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) masih terus berlangsung.
Ketiadaan tindakan tegas dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum dinilai menjadi celah bagi para pelaku untuk terus menjalankan kegiatan ilegal tersebut. Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi memicu gejolak sosial yang semakin meluas di tengah masyarakat.
Pemantau nasional dari Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Republik Indonesia (LP3 NKRI), Hamka Attor, kembali menyuarakan kritik tajam terhadap kinerja Pemda Muratara, Satgas PETI, serta aparat penegak hukum di wilayah tersebut. Menurut Hamka, hingga kini belum ada transparansi terkait jumlah alat berat yang disita maupun pelaku PETI yang ditangkap.
“Coba tanya, berapa alat berat yang berhasil diamankan? Berapa orang pelaku PETI yang ditangkap? Ini penting, karena aktivitas PETI jelas masuk ranah pidana,” tegas Hamka, putra daerah Muratara, Sabtu (2/8/2025).
Lebih lanjut, Hamka menduga kuat adanya keterlibatan oknum-oknum tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang melindungi atau bahkan ikut dalam aktivitas PETI. Ia mempertanyakan sikap dan peran aparat hukum, terutama Polres Muratara, dalam menangani persoalan ini.
“Payung hukumnya jelas. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara sudah sangat tegas. Aparat bisa menindak dengan penyitaan alat berat dan penahanan pelaku. Tapi sampai sekarang, tindakan konkret belum terlihat. Apakah aparat juga ikut bermain?,” lanjutnya.
Hamka menegaskan bahwa LP3 NKRI akan segera melayangkan laporan resmi kepada Kapolri serta instansi terkait lainnya, guna mendorong investigasi menyeluruh terhadap maraknya aktivitas PETI di Muratara.
“Kami tidak akan diam. Ini bukan sekadar isu lingkungan, ini menyangkut kedaulatan hukum dan keselamatan masyarakat. Negara tidak boleh kalah dengan mafia tambang,” tutupnya.(AkaZzz)
Komentar