OKI, JURNAL SUMATRA – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) bersama PT Telkomsel Network and Productivity Sumbagsel serta PT PLN (Persero) bersinergi menghadirkan akses internet dan listrik merata hingga ke pelosok desa.
Melalui program ‘Internet Gotong Royong dan Listrik Handal’, kolaborasi ini menargetkan desa-desa blankspot serta wilayah bertegangan rendah agar terkoneksi dengan jaringan internet dan aliran listrik yang stabil.
“Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengentaskan desa-desa dari keterisolasian digital sekaligus mendukung pemerataan pembangunan,” ujar Bupati OKI, H. Muchendi, saat meresmikan pembangunan menara telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) dan trafo berkapasitas 165 kVA di Desa Karya Mukti, Kecamatan Mesuji, Selasa (23/9/2025).
Menurut Bupati Muchendi, luasnya wilayah OKI menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur digital. Namun, dengan semangat gotong royong, hambatan tersebut justru bisa diubah menjadi peluang.
“Internet gotong royong ini diharapkan bukan hanya menghapus titik blankspot, tetapi juga membuka potensi desa dalam sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi digital, hingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Ada pemerintah, BUMN, swasta, hingga warga yang bersinergi. Dengan gotong royong semacam ini, kita bisa mempercepat pembangunan serta memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelas Muchendi.
Kepala Desa Karya Mukti, Ulil Amri, menyampaikan rasa syukurnya atas hadirnya program internet gotong royong dan penambahan trafo PLN untuk desanya.
“Selama ini warga kami kesulitan berkomunikasi karena sinyal tidak stabil. Dengan adanya menara BTS dan listrik yang handal, masyarakat kini bisa lebih mudah terhubung dengan keluarga, mengakses layanan publik, dan memajukan usaha desa. Kami berterima kasih kepada Pemkab OKI, Telkomsel, dan PLN yang sudah bersama-sama memperjuangkan kebutuhan dasar masyarakat desa. Ini bukti nyata gotong royong untuk kemajuan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Poniman, pemilik rumah walet yang dimanfaatkan untuk instalasi BTS, mengaku sangat mendukung program ini.
“Setidaknya gedung ini ada manfaatnya untuk orang banyak. Memudahkan komunikasi dengan keluarga jauh,” tambahnya.
Melalui program internet gotong royong, Telkomsel menghadirkan menara BTS sekaligus memperluas jaringan broadband ke desa-desa yang selama ini sulit dijangkau sinyal.
“Disebut gotong royong karena ini bukan program reguler Telkomsel. Ada peran pemerintah daerah melalui Diskominfo yang koordinatif, ditambah dukungan pemerintah desa dan masyarakat yang menyediakan infrastruktur pasif, seperti tower atau gedung yang bisa dimanfaatkan sebagai penguat transmisi,” ujar General Manager Telkomsel Regional Network and Productivity Sumbagsel, Wawan Kuswandono.
Komentar