Tujuan dari program tersebut tidak hanya membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T serta sekolah berakreditasi C, namun juga berimbas pada mahasiswa itu sendiri. Mulai dari menanamkan empati hingga kepekaan sosial mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya, terutama dalam aspek pendidikan. Selain itu, kegiatan itu juga mengasah keterampilan mahasiswa dalam berpikir maupun bekerja.
“Termasuk pula mengembangkan wawasan, karakter dan soft skill mahasiswa,” ujar Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Prof Aris Junaidi.
Tidak hanya itu, kegiatan yang digagas Kemendikbud tersebut juga diharapkan memberikan dampak pada karakter mahasiswa yang lebih baik serta diiringi mengasah jiwa kepemimpinan mereka.
Mahasiswa yang diutus mengikuti program tersebut diharapkan bisa memecahkan masalah atau menentukan strategi pembelajaran yang tepat di masa pandemi COVID-19. Jika memungkinkan, maka mahasiswa dan guru akan berkolaborasi secara luar jaringan (luring). Namun, bila tidak, proses belajar mengajar dalam jaringan (daring) tetap berlanjut.
Program nasional
Setelah gelombang pertama Kampus Mengajar Perintis selesai dilaksanakan, Kemendikbud melakukan sejumlah evaluasi. Hasilnya, tumbuhnya rasa empati, kepekaan sosial, keterampilan berpikir, pemecahan masalah, karakter dan soft skill mahasiswa yang cukup bagus.
Sedangkan kemajuan bagi satuan pendidikan ialah adanya inovasi pembelajaran, inovasi adaptasi pembelajaran sekolah dasar hingga inovasi administrasi sekolah dan pembelajaran.
Bahkan, setelah program tersebut dilaksanakan, animo perguruan tinggi begitu tinggi dan berharap program Kampus Mengajar Perintis dilanjutkan serta dapat menampung lebih banyak mahasiswa.
Melihat respons positif tersebut, Kemendikbud menjadikan Kampus Mengajar Perintis sebagai program nasional pada 2021. Pelaksanaan pada tahun ini akan melibatkan mahasiswa yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Sedikitnya, Kemendikbud menargetkan 20.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan latar belakang program studi akan ikut terjun ke daerah 3T serta kabupaten dan kota lain yang satuan pendidikannya masih berakreditasi C. Hal itu dilakukan dalam upaya memajukan pendidikan sekolah dasar.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, para mahasiswa terlebih dahulu mendapatkan pembekalan dari Kemendikbud serta perguruan tinggi melalui dosen pembimbing. Salah satu bekal yang diberikan Kemendikbud ialah modul-modul yang memang disiapkan khusus bagi anak didik.
“Jadi tugasnya itu tidak melulu mengajar, namun juga menyampaikan berbagai edukasi yang bisa meningkatkan mimpi peserta didik,” katanya.












Komentar