Dalam sambungan telepon, Mensos mendengar penjelasan beberapa unit pompa penyedot dimatikan untuk proses pendinginan setelah sebelumnya dioperasikan, namun dari keterangan petugas lainnya mengaku ada pemadaman listrik.
“Tolong (pompanya, red) dinyalakan semua Pak, ini masih ada genangan, biar cepat surut, terlalu lama ini kasihan warga,” ujar mantan Wali Kota Surabaya itu pada Minggu (7/2) malam.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut kapasitas pompa-pompa air pengendali banjir di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu harus ditambah karena sudah tidak mampu mengimbangi perkembangan iklim yang luar biasa.
Kapasitas pompa yang dipunyai saat ini hanya cukup untuk mengantisipasi limpahan air kalau curah hujannya seperti 2013 lalu, sedangkan perkembangan iklim yang luar biasa saat ini terlihat dari curah hujan ekstrem yang menyebabkan banjir.
‘Evaluasi lain dari banjir yang melanda Semarang adalah rehabilitasi drainase yang dinilai sudah tidak mampu menampung air dengan curah hujan ekstrem,” ujarnya.
Menurut Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, hal tersebut akan menjadi program prioritas ke depan, di samping normalisasi sungai dan pembangunan tanggul laut yang dilaksanakan Kementerian PUPR.
Pemkot Semarang juga memrioritaskan penambahan daya tampung saluran serta berharap pada percepatan normalisasi, termasuk pembangunan tanggul laut dari pemerintah pusat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem saat musim hujan di wilayah Provinsi Jawa Tengah masih dimungkinkan terjadi hingga Maret 2021, sedangkan puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Januari-Februari 2021.
Berbagai faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini sedang aktif berpengaruh Monsoon Asia serta daerah konfergensi antartropis atau zona pertemuan angin dari Asia dan Australia.
Kondisi tersebut memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Selain itu, fenomena La Nina juga masih aktif dengan indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah.
Adapun pergerakan kumpulan awan hujan dari wilayah Samudera Hindia sebelah timur Afrika saat ini sedang melintas di wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik dan berpengaruh terhadap peningkatan awan hujan.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat diminta tetap mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat yang disertai petir, banjir dan tanah longsor.
Saat ini beberapa daerah yang tergenang banjir, seperti Muktiharjo Lor, Gajahbirowo, Banjardowo, Semarang Indah, Citarum, Bundaran Bubakan, serta kawasan Kaligawe.
Sementara beberapa titik yang sudah tidak lagi tergenang banjir, antara lain di kawasan Kota Lama Semarang.
Komentar