oleh

Pemindahan ibu kota negara sebagai langkah revolusioner Jokowi

Mahasiswa hendaknya turut mempersiapkan diri menyongsong peluang-peluang yang akan muncul di ibu kota negara yang baru.

Peluang tersebut terbuka tidak hanya dari sisi ekonomi, melainkan juga dari sisi kepemimpinan politik.

Mahasiswa dapat mempersiapkan dirinya untuk mengambil peluang dalam kepemimpinan politik nasional ke depan.

Kemajuan peradaban

Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan pembangunan ibu kota negara (IKN) yang baru adalah wujud nyata pembangunan peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa.

Menurut Ari Dwipayana, pemindahan ibu kota negara memiliki urgensi, sebab beban DKI Jakarta sebagai ibu kota ke depan akan semakin berat, baik sebagai pusat pemerintahan maupun sebagai pusat bisnis.

Dia juga sepakat bahwa pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan ibu kota baru sangatlah tepat. Selain karena di Kalimantan Timur minim risiko bencana, tingkat kepadatan penduduknya masih rendah, juga sebagai upaya mempercepat pemerataan pembangunan.

Posisi geo strategis Kalimantan Timur di tengah Indonesia, dinilainya akan memudahkan bagi upaya-upaya pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal.

Pemindahan ibu kota memang diharapkan memberikan dampak ekonomi yang signifikan dengan mampu mendorong perdagangan antarwilayah dan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar.

Pembangunan Ibu kota negara yang baru ini akan menjadi bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia, di mana ibu kota yang baru akan menjadi inisiatif gagasan karya anak bangsa, bukan warisan kolonial.

Bangsa Indonesia akan membuktikan kemampuannya dalam membangun ibu kota negara yang diinginkan.

Talenta muda Indonesia tentu harus bergotong-royong mewujudkan hal tersebut, selain juga membuka peluang kolaborasi dengan talenta global.

Inilah mengapa pembangunan ibu kota turut merepresentasikan kemajuan peradaban bangsa.

Presiden Jokowi sendiri telah mengingatkan perpindahan ibu kota negara yang baru, bukan semata-mata memindahkan pusat pemerintahan, gedung-gedung dan mencari lokasi yang strategis atau merancang desain arsitektur yang indah. Melainkan juga harus memiliki visi yang besar ke depan.

Pertama, visi menjadi smart metropolis yang compact dan modern. Kedua, harus dirancang menjadi kota yang inklusif, atraktif, humanis, ramah dan nyaman bagi semua kalangan.

Ketiga, ibu kota negara yang baru menjadi representasi identitas bangsa dengan mengapresiasi budaya Indonesia yang majemuk.

Keempat, mendorong tumbuhnya smart economy, ekonomi berbasis riset dan inovasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed