Oleh sebab itu, pemerintah saat lebih banyak menggunakan corbeton untuk peningkatan jalan, baik itu jalan Kabupaten maupun jalan provinsi karena corbeton mampu untuk menahan beban yang lebih berat. Hanya sayangnya, dari pantauan khususnya di kabupaten Muba, banyak badan jalan yang telah dibangun dengan corbeton disekitar tahun 2013- 2016, sekarang ini sudah berantakan.
Misalkan, jalan corbeton di desa Rimba Ukur penghubung desa Kertajaya yang kondisinya saat ini sudah berantakan. Jalan corbeton penghubung desa Kramat Jaya Kecamatan Sungai Keruh dan Jalan corbeton desa Sido Rahayu (B2) penghubung desa Bukit Indah Kecamatan Plakat Tinggi yang fisik nya belum lama ini digusur untuk ditingkatkan kembali. Termasuk jalan corbeton penghubung desa Warga Mulya (B4) Kecamatan Plakat Tinggi yang kini tinggal puing.
Entah apa yang terjadi, yang jelas ini telah menggambarkan kalau pembangunan diera moderenisasi dan serba berkecukupan ini kalah dengan bangunan dijaman kolonial Belanda. Pasalnya, meski dikerjakan dengan serba manual, bangunan bersejara peninggalan Belanda/Jepang yang berusia ratusan tahun itu, masih terlihat berdiri kokoh, jangankan dapat rontok digosok dengan tangan, di bodam sekalipun corbeton nya belum tentu pecah dan hanya mengeluarkan percikan api. Misalkan, Jembatan Ampera terutama Jembatan Teluk Kecamatan Lais. (Rafik Elyas).
Komentar