Secara umum, Polri menyatakan bahwa situasi kamtibmas di Indonesia per September 2025 telah berada pada kondisi yang relatif kondusif setelah beberapa hari sebelumnya terjadi aksi anarkis di beberapa lokasi.
Peningkatan patroli skala besar di Jakarta dan keterlibatan Kodam menambah rasa aman bagi masyarakat di kota-kota besar. Namun, meskipun demikian, ada sorotan terhadap persepsi publik terkait tindak kekerasan aparat dan kualitas interaksi kepolisian dengan masyarakat, yang perlu menjadi perhatian serius dalam menjaga kepercayaan publik.
Isu Potensial yang Mesti Diwaspadai
Meskipun secara makro situasi stabil, beberapa potensi masalah masih mengintai: pertikaian lahan dan pertanian di wilayah pedesaan, konflik antarkelompok masyarakat terkait akses air dan penggunaan lahan, pelanggaran terhadap hak-hak petani kecil.
Di perkotaan, isu penyalahgunaan kekerasan aparat dan ketidakpuasan publik terhadap respons kepolisian dapat memicu unjuk rasa atau demonstrasi yang berpotensi mengganggu ketertiban. Selain itu, adanya berbagai kebijakan nasional seperti efisiensi anggaran Polri dan sorotan terhadap kinerja aparat bisa menjadi pemicu ketidakpuasan jika tidak disertai transparansi.
Rekomendasi dan Harapan
Untuk memastikan Hari Tani 2025 berlalu dengan aman dan damai, diharapkan Polri segera menyosialisasikan kebijakan dan arahan yang jelas kepada seluruh jajaran hingga tingkat desa, termasuk menerjunkan Bhabinkamtibmas untuk menjembatani aspirasi petani.
Penguatan akses keadilan dan perlindungan hukum bagi petani perlu diperkuat agar masyarakat merasa didengarkan dan diperlakukan adil. Transparansi dalam penggunaan anggaran pengamanan dan pemantauan independen juga penting agar kepercayaan publik bertahan.
“Harapannya, dengan kesiapan yang menyeluruh dan kepekaan terhadap situasi lokal, peringatan Hari Tani dapat menjadi momen positif yang menguatkan persatuan bangsa, sekaligus memperkokoh kamtibmas di semua lini,” ungkapnya. (D1N)
Komentar