LAHAT, JURNAL SUMATRA – Meski pasang surut. di era kepemimpinannya, Bupati Bursah Zarnubi SE dan Wabup Widia Ningsih SH, MH, terus berupaya perjuangkan Kopi Lahat di Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat, bisa maksimal.
Padahal gaung nama Kopi Lahat terkenal sejak jaman kolonial Belanda, dalam bacaan penulis nama Lahat tertulis sebagai daerah penghasil Kopi di awal 1900-an, di sebuah artikel iklan Belanda.
Dan, tidak bisa dipungkiri selain nama, juga harga Kopi Lahat sempat redup dan terombang-ambing. Setelah di tahun 1990 Kopi Lahat mulai booming dan naik daun, kemudian anjlok.
Namun di tahun 2016, kala itu Bupati Lahat H.Saifudin Aswari Riva’i SE, membuat event Festival Kopi Sumsel pada 20 Mei 2016, tepat saat peringatan HUT Lahat, harga sempat stabil hingga 35 ribu, terutama untuk kopi Robusta.
Lalu di tahun 2017, harga kopi kembali turun, saat kondisi Sumsel menjadi penghasil kopi Indonesia diperingkat pertama, dengan daerah penghasil Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering Ulu Selatan.
Bupati Lahat H.Bursah Zarnubi SE, didampingi Wabup Lahat Widia Ningsih SH, MH menyampaikan, sedikit menyayangkan luas perkebunan hanya 54 ribu hektar, sehingga hasil Kopi Lahat belum maksimal.
Dijelaskan Bupati Lahat, saat ini 80 persen ada Kopi Robusta, 10 persen Kopi Arabika, dan 5 persen Kopi Liberika.
“Kita harus banyak belajar mencontoh Vietnam yang bisa menghasilkan kopi minimal 5 kg red cherry per batang. Pembelajaran itu penting untuk memaksimalkan hasil, disertai kajian,” pesan Bursah Zarnubi.
Alhamdulillah, disampaikan Bursah Zarnubi, di pameran APKASI di pertengahan September 2025, Kopi Lahat menjadi primadona pengunjung.
“Kita harus siap jika ke depan, langkah Kabupaten Lahat membuat Pabrik Kopi, pastinya perkebunan-perkebunan kopi masyarakat akan menikmati hasilnya,” ungkapnya.
Dilain tempat, Kepala Dinas Perkebunan Lahat Vivi Anggraeni menegaskan, strategi Dinas Perkebunan Lahat sendiri dalam meningkatkan hilirisasi perkebunan khususnya komoditi kopi, dengan tetap menjaga sektor hulu untuk menghasilkan mutu dan kualitas kopi yang baik dan dapat bersaing di kancah internasional.
“Pemkab Lahat usulkan ke Kementerian Pertanian dan Perindustrian untuk pembangunan pabrik kopi Lahat di tahun 2026. Saat ini juga kita sudah ada Branding “Kopi Lahat Raja nya Kopi” yang diharapkan mampu menembus pasar internasional,” doa Vivi.
Anak Muda Lahat, Adit yang merupakan pemilik Adjuma Cafe mengaku, selain perkebunan kopi yang harus dikelola dengan baik, Lahat juga harus menyediakan sumber daya manusia yang unggul di bidang Perkopian.
Komentar