Namun, niat baik tersebut justru berujung tragis. Setelah memperkenalkan diri sebagai kepala desa, Komarudin mengaku malah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang yang diduga merupakan oknum TNI yang berjaga di area perusahaan.
“Saya datang dengan baik-baik, memperkenalkan diri sebagai kades, ingin menanyakan kebenaran informasi warga saya yang ditangkap. Tapi setelah itu, saya langsung dikeroyok. Saya tidak tahu berapa jumlahnya karena ramai,” ujar Komarudin menceritakan.
Tak lama kemudian, kakak korban, Zainal Abidin, datang menyusul ke lokasi. Melihat adiknya dipukuli, Zainal mencoba merekam kejadian tersebut menggunakan ponsel. Namun, upayanya itu justru membuatnya ikut menjadi sasaran pengeroyokan.
“Kakak saya juga ikut dipukul saat mencoba merekam. Kami berdua lalu dimasukkan ke dalam mobil dan masih terus dipukul,” tambah Komarudin.
Kedua korban sempat dibawa ke area perusahaan dan meminta perlindungan, namun upaya mereka sia-sia. Bahkan, saat manajer perusahaan tiba, tidak ada tindakan nyata untuk menghentikan kekerasan tersebut.
Beruntung, Kanit Polsek Lempuing dan pihak KTU perusahaan datang ke lokasi, sehingga korban yang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan luka-luka berhasil diamankan ke dalam mobil dan langsung dibawa ke IGD RSUD Kayuagung untuk menjalani pengobatan. (Choe)
Komentar