oleh

Bacan dan Manado Launching SMB II Festival

Sedangkan menurut zuriat SMB II , Raden Ahmad Purbaya  mengaku tidak menduga akan disambut secara istimewa ini , dan dia berterima kasih kepada SMB IV yang sudah  menyambut mereka sehingga dirinya menjadi  terharu, walaupun terpisah jauh tetap diberi kesempatan dan bertemu dan diingat keluarga di Palembang.

“ Kesultanan Palembang Darussalam adalah Kesultanan yang kuat  kalau diaa dari sejarah yang tidak pernah menyerah kepada Belanda dan itu komitmen  yang akhirnya melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan perjuangan sultan-sultan yang ada  itu adalah cikal bakal lahirnya Republik Indonesia,” katanya. Disatu sisi pihaknya sangat sedih dimana ketika diasingkan ke negeri yang tidak ketahui, saya  dari Ternate ke Palembang saja dizaman moderen ini merasa sangat jauh.

“ Saya tidak bisa membayangkan beliau (SMB II) dibuang diasingkan dari Palembang  ke Ternate berapa tahun sampai disana karena kami dari Ternate 3,5 jam ke Jakarta, dari Jakarta 1 jam sekian jam baru  sampai ke Palembang,  artinya 4,5 jamlah  ditambah transit total 6 jam , itu dari sini kita pergi sudah ke Eropa kalau dari Jakarta,” katanya.

Tetapi dengan spirit, kepahlawanan yang kental , darah yang mengalir dari SMB II ,  menurutnya SMB II telah rela berkorban demi cita-cita  tidak menyerah dan tidak menyerahkan negerinya kepada Belanda.

“ Itu point penting dari perjuangan SMB II  walaupun di Ternate sendiri  SMB II diterima  hangat oleh Sultan Ternate dan dikasih tempat di Kampung Palembang, Kampung Palembang sekarang   berubah bentuk menjadi  perkantoran disana ada Bank Mandiri, ini kita dalam rangka revitalisasi sejarah kedepan kalau dari saudara kita dari Palembang disini bisa berkomunikasi dan Insya Allah saya bisa membantu  dengan Pemkot Ternate bagaimana itu kiranya  di revitalisasi Kampung Palembang , itu saya pikir aspek yang penting kalau kita  bisa mrevitalisasi situs-situs sejarah yang  berkaitan dengan  Kesultanan Palembang Darussalam sehingga spirit perjuangannya bisa di wariskan ke anak cucu yang akan datang,” katanya.

Dia menjelaskan dirinya dari keturunan Raden Purbaya hasil pengasingan di Pulau Bacan. “ Dipulau Bacan sendiri kita diterima oleh Sultan Bacan dan ketika Sultan Bacan  mengetahui kita keturunan Sultan Palembang yang diasingkan dan orang-orang tua kita , leluhur kita  dinikahkan kepada keluarga Sultan Bacan , kalau saya nenek saya dari Iskandar Alam dari Keturunan Sultan Bacan dan dari Sultan Bacan ke 13, Iskandar Alam  juga melawan Belanda , jadi Alhamdulilah  keturunan kita, keturunan saya tidak pernah menyerah  kepada Belanda  jadi dari dua keturunan ini  beranak pinak di Pulau Bacan dan Alhamdulilah saya di percaya  Gubernur Maluku Utara  sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah,” katanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 komentar

News Feed